Imajiner
KRIMINAL DALAM IMAJINER
Imajiner dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia memiliki arti hanya terdapat dalam angan (bukan yang sebenarnya); khayali
Mimpi menjadi orang yang memiliki banyak harta untuk
membangun jalan antar pulau, Aku fikir itu akan membantu pemerataan harga
pangan murah. Dengan terjadinya harga murah maka mayoritas orang akan
mendaptkan pangan layak dan angka kriminalitas menurun, harapannya.
Mimpi menjadi orang yang memiliki banyak harta untuk
membangun pendidikan yang baik. Aku fikir dengan adanya pendidikan yang bagus
akan melahirkan generasi yang baik. Angka tindakan kriminal menurun,
harapannya.
Ada yang bilang masalah terjadinya kriminalitas
sangatlah kompleks, karena kemiskinan, karena keserakahan, karena eksistensi individu
atau kelompok, karena kurangnya pendidikan.
Kemiskinan
Ada cerita seorang pencopet yang tertangkap dan
dihakimi masa sampai tak lagi bernafas. Orang tersebut terpaksa mencopet sebab
membutuhkan susu untuk anaknya.
“seorang Ayah rela mengorbankan risiko terburuk untuk
keluarganya”
Apakah benar kemiskinan menjadi penyebab utama
terjadinya tindakan kriminal?
Bagaimana jika pelaku memilih bercerita ke lingkungan,
keluarga, tetangga, atau bercerita ke pengusaha untuk bekerja dengan imbalan
mendapatkan susu? (mungkin terkesan menjual kesedihan kalau mendapatkan
pekerjaan dengan menceritakan masalah apa yang sedang terjadi padanya) tapi,
bukankah sebuah kewajaran jika cerita tersebut memang apa adanya?
Apakah hal tersebut tidak mungkin orang lain
membantunya?
Lalu kenapa orang tersebut memilih mencopet?
Apakah pelaku gengsi jika harus bercerita ke
lingkungan?
Jika gengsi yang menutup dirinya bercerita ke orang
lain, apa lingkungannya seburuk itu sehingga membuat si pelaku menutup diri?
Atau lingkungan tersebut sebenarnya baik, hanya pelakunya saja yang gengsi.
Lalu apa yang membuat dirinya gengsi? Apakah ada hubungannya dengan pendidikan
mental yang gagal?
Pendidikan seperti apa yang cocok untuk mengurangi
tindakan criminal? Orang yang ekonominya tinggi dari pada umumnya saja korupsi,
monopoli perdagangan.
Keserakahan
Keserakahan, artinya orang yang sudah memiliki namun
mengambil hak orang lain.
Apa yang membuat orang tersebut melakukan keserakahan?
Apakah ketakutan dengan masa depan, bahwa di masa depan nanti dia akan
kehabisan apa yang dimiliknya dan tidak akan mendapatkannya lagi? Akhirnya
pelaku terpaksa melakukan keserakahan. Jika memang hal itu yang membuat pelaku
melakukaannya, sejauh mana orang bisa mengetahui nasib apa yang akan terjadi
masa depan? Yang bisa dilakukan hanyalah perdiksi. Tapi, apa harus melakukan
keserakahan hanya dengan hasil prediksi yang buruk? Jika hasilnya buruk, apa
sudah yakin bahwa prediksinya memang benar-benar buruk? Kalapun benar hasilnya
buruk, apa yang membuatnya tidak menerima kejadian yang akan datang? Bukankah
menerima keadaan akan terasa lebih baik?
Selanjutnya Apa tidak ada cara lain yang baik untuk mendapatkan
lebih banyak?
Apakah masalah keserakahan ada hubungannya dengan
pendidikan? Misalnya saja pendidikan melahirkan kreativitas pada orang
tersebut, yang membuat orang melakukan apa yang diinginkan dengan cara yang
baik.
Lalu pendidikan seperti apa yang membuat orang
tersebut memiliki kemampuan daya cipta?
Eksistensi Individu atau Kelompok
Eksistensi Individu atau Kelompok. Pelaku berusaha menunjukan
eksistensi bahwa dirinya kuat, hebat, luar biasa. Caranya dengan mengganggu
orang lain ataupun menganggu kelompok lain. Atau pelaku merasa terganggu dengan
eksistensi lain padahal eksistensi yang lain tidak mengganggu.
Kenapa individu atau kelompok berusaha keras
menunjukan eksistensinya?
Apakah orang disekelilingya tidak menganggapnya ada,
tidak diperhatikan padahal butuh diperhatikan?
Lalu kenapa harus diperhatikan, apakah pelaku tersebut
memiliki masalah yang tidak bisa diselesaikan sendiri, sehingga harus
diperhatikan? Kenapa tidak bisa diselesaikan, apakah kemampuan seseorang dalam
penyelsaian masalah ada hubungannya dengan pendidikan? Jika memang masalahnya
tidak bisa diselesaikan sendiri, apakah peran lingkungan juga harus peka terhadap
orang yang tidak bisa menyelesaikan masalah? Tapi setiap orang memiliki masalahnya
sendiri, yang membedakan ada yang mampu survive sehingga tidak mengganggu orang
lain.
Tapi apakah yang mampu survive tidak ingin membantu
orang lain?
Apakah kepedulian juga perlu ditumbuhkan dalam
pendidikan agar bisa saling peduli? Pendidikan seperti apa agar setiap individu
bisa saling membantu?
Lagi-lagi, bagaimana nasib yang tak mampu menyelesaikan
masalah agar tak mengganggu orang lain? Pendidikan macam apa yang cocok
didistribusikan agar individu atau kelompok tersebut tidak mengganggu orang lain
ketika tidak mampu menyelesaikan masalahnya? Dikasus lain orang yang tak mampu
menyelesaikan masalah tidak menganggu orang lain, melainkan bunuh diri.
Kurangnya Pendidikan
Kenapa kurangnya pendidikan masuk dalam lingkup penyebab
terjadinya kriminal?
Penulis berimajinasi bahwa penyebab utamanya adalah
kurangnya pendidikan, disebabkan dari analisa imajiner yang sudah ditulis sebelum
membahas Kurangnya Pendidikan.
Aku fikir pendidikan tidak mesti bergelar.
Komentar